Jumat, 12 Juni 2015

Pola hidup Muslim Musim Sekarang Ini

Pola hidup Muslim Musim Sekarang Ini

Roda kehidupan menggelending demikian dasyat, kemajuan ilmu wawasan & tehnologi sudah mengganti “wajah” kehidupan manusia di muka bumi. Begitupun bersama gaya hidup kehidupan muslim kini sudah mengalami pergeseran menuju kehidupan yg lebih moden & lebih maju
Ada dua aspek yg biasanya dicari oleh manusia dalam hidup ini. Yg perdana yakni kebaikan (al-khair), & yg ke-2 merupakan kebahagiaan (as-sa’adah). Cuma saja tiap-tiap orang memiliki pandangan yg berbeda-beda saat mendalami hakikat keduanya. Perbedaan inilah yg mendasari munculnya bermacam macam ragam gaya hidup manusia.

Pasti bagi seseorang muslim telah jadi kewajiban bahwa gaya hidup yg dilakukannya mesti islami Gaya hidup islami berarti menjalani kehidupan dgn tutorial yg sudah digariskan oleh islam yg tertuang dalam Al-Quran & As-Sunnah. Bergaya hidup Islami hukumnya wajib atas tiap-tiap Muslim, lawan dari gaya hidup islami merupakan gaya hidup jahili & hukumnya yakni haram.
Tapi realita waktu ini bicara lain, kita tidak jarang menyaksikan kenyataan tidak sedikit dari beberapa orang muslim yg bergaya hidup “kebarat-baratan”. Faktor ini menciptakan kita teramat prihatin & teramat menyesal, karena justru lifestyle jahili (yg diharamkan) itulah yg melingkupi sebahagian akbar umat Islam. Fenomena ini persis seperti yg sempat disinyalir oleh Rasulullah Saw. Dia bersabda yg artinya : “Tidak bakal berlangsung kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat sekian banyak abad pada awal mulanya, sejengkal demi sejengkal & sehasta demi sehasta”. Ada orang yg tanya, “Ya Rasulullah, mengikuti orang Persia & Romawi?” Jawab Dirinya, “Siapa lagi bila bukan mereka?” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah z, shahih).
Hadits tersebut menggambarkan sebuah era dimana sebahagian agung umat Islam sudah kehilangan kepribadian Islamnya dikarenakan jiwa mereka sudah terisi oleh tipe kepribadian lainnya. Mereka kehilangan lifestyle yg hakiki sebab sudah mengadopsi gaya hidup kategori lain. Kiranya ga ada kehilangan yg pantas ditangisi tidak cuma dari kehilangan kepribadian & gaya hidup Islami. Karena apalah artinya mengaku sbg orang Islam bila lifestyle tidak lagi Islami malah persis seperti orang kafir? Inilah bencana kepribadian yg terbesar.
Larangan mengikuti / Menyerupai gaya hidup .

“Barangsiapa menyerupai sebuah kaum, sehingga beliau termasuk juga golongan mereka” (HR. Abu Dawud & Ahmad, dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu hasan). Menurut hadits tersebut orang yg gaya hidupnya menyerupai umat lainnya (tasyabbuh) hakikatnya sudah jadi seperti mereka.
Al-Munawi melanjutkan bahwa tasyabuh atau menyerupai satu buah kaum artinya dengan cara lahir berpakaian seperti baju mereka, berlaku/ berbuat mengikuti gaya mereka dalam baju & kebiasaan istiadat mereka”.
Satu di antara bermacam macam wujud tasyabbuh yg telah membudaya & mengakar di penduduk kita yakni baju Muslimah. Kemungkinan kita boleh bersenang hati kalau menonton beraneka mode busana Muslimah sudah mulai sejak berkompetisi bersama mode-mode busana jahiliyah. Cuma saja masihlah tidak jarang kita menjumpai busana Muslimah yg tak memenuhi standar seperti yg dikehendaki syari’at.
Busana-busana itu masihlah mengadopsi mode ekspose aurat juga sebagai ciri baju jahiliyah. Adapun yg lebih memprihatinkan lagi ialah busana perempuan kita terhadap rata rata, yg mayoritas beragama Islam ini, hampir tidak kita jumpai mode baju umum tersebut yg tak mengekspose aurat. Seandainya tak memper-tontonkan aurat sebab terbuka, sehingga ekspose itu bersama menonjolkan keketatan baju. Bahkan malah ada yg komplit bersama dua wujud itu; mempertontonkan & menonjolkan aurat. Belum lagi kejahilan ini dengan cara automatis di lengkapi bersama tingkah laku yg -kata mereka- selaras dgn mode baju itu. Na’udzubillahi min dzalik.

Pasti bersama menonton realita seperti ini sehingga tiada argumen bagi kita buat tinggal diam. Dikarenakan di luar sana telah hampir semua factor kehidupan umat bertasyabbuh terhadap beberapa orang kafir yg jelas-jelas bergaya hidup jahili.
Krisis yg berlangsung di Indonesia sekian banyak th yg dulu hingga kini, bukan saja krisis moneter tetapi serta krisis kepercayaan kepada agama Islam oleh penganutnya sendiri. Krisis kepercayaan pada kebenaran Islam sbg agama universal & paripurna tak bisa dipungkiri sudah melanda tidak sedikit orang yg mengaku dia beragama Islam. Ini terbukti bersama gaya hidup mereka yg diliat dengan cara lahiriyah tetap ada saja kesamaan bersama gaya hidup beberapa orang yg NonMuslim.

Boleh menjadi seluruh itu akibat ketidaktahuan atau ketidak fahaman. Tetapi ketidak tahuan itu ialah akibat bahwa rata rata kaum muslimin sudah kehilangan kepercayaan kepada Islam, maka mereka condong mengabaikan ajaran-ajarannya. Menggali Ilmu ilmu-ilmu Islam dianggap ketinggalan jaman.Tidak Sedikit orang Islam, bahkan kalangan akademik yg menganggap menggali ilmu ilmu-ilmu Islam tidak dengan dicampur dgn teori-teori ilmu barat, satu buah kemunduran. bertentangan bersama perkembangan jaman & setelah itu. Bukankah itu krisis kepercayaan kepada Islam?
Sehingga telah saatnya kita tersadar bersama fenomena-fenomena yg berlangsung terhadap sekarang ini. Back to Al-Quran and As-Sunnah ialah jawaban dari seluruh itu, karena keduanya (Al-Quran & As-Sunnah) yakni arahan gaya hidup seseorang muslim kapanpun & dimanapun.

Sumber : Oki-sukirman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar